Tahapan Keahlian dalam Trading: Memahami Perjalanan dari Awal hingga Mahir

Mau sukses dari saham, tapi skill masih rendah. Mau sukses sampai kayak warren buffet? yuk pelajari bagaimana tahapan sukses seorang trader dari pemula hingga expert

Sobat Haka, kalian pernah berpikir ga sih bagaimana bisa seorang Warren Buffet bisa sukses dalam dunia trading saham?

 

Apa saja yang beliau lewati hingga bisa menjadi seorang investor saham yang sukses dan memiliki banyak sekali aset hingga menjadi salah satu orang terkaya di dunia?

 

Mungkin Jawaban dari pertanyaan itu salah satunya adalah proses.

 

Proses dan taahapan seorang bisa menjadi ahli dan sukses di dunia saham itu memiliki beberapa tahap.

 

Bila kamu ingin mengerti taahapan dan level seorang trader saham maka perlu untuk kamu simak artikel ini.

 

  • Unconscious Incompetence

Seorang trader pemula biasanya akan mencari sesuatu yang sifatnya instan, pada level awal ini dikenal sebagai unconscious incompetence.

 

Istilah "unconscious" berarti tidak sadar, sementara "incompetence" berarti ketidakmampuan.

 

Seorang trader pemula pada tahap ini biasanya tidak sadar bahwa mereka belum memiliki keterampilan dalam trading atau belum memahami cara trading yang benar.

 

Dampaknya adalah mereka merasa telah mencapai pemahaman yang cukup dan merasa mahir dalam trading, padahal itu hanyalah kebetulan belaka.

 

Ketika pasar saham berada dalam tren naik, semua orang bisa mengalami keuntungan, bukan karena keahlian mereka dalam trading.

 

Karena mereka tidak menyadari ketidakmampuan mereka, mereka merasa tidak perlu belajar lebih lanjut.

 

Ciri khas dari trader pada level ini adalah mungkin mereka menghasilkan keuntungan yang mengesankan pada awalnya, mungkin dalam satu hingga tiga transaksi, terutama saat pasar saham sedang dalam tren naik.

 

Namun, keuntungan ini seringkali cepat menguap karena mereka menghadapi kerugian berulang.

 

Trader pada level unconscious incompetence tidak menyadari bahwa mereka tidak memiliki keterampilan yang diperlukan dalam trading, dan mereka tetap yakin bahwa mereka sudah ahli dalam trading meskipun bukti menunjukkan sebaliknya.

 

Ciri lain dari trader pada level ini adalah bahwa mereka tidak memiliki sistem trading yang konsisten, sering kali dipengaruhi oleh emosi, dan cenderung marah pada pasar serta menyalahkan kondisi eksternal.

 

Akhirnya, sebagian besar trader pada level ini akan kecewa dengan trading dan menghentikan aktivitas trading.

 

Hanya sedikit trader yang kemudian melangkah ke level berikutnya, yaitu trader pada level conscious incompetence.

 

 

  • Conscious Incompetence

Secara Bahasa, "conscious" artinya sadar, sementara "incompetence" artinya ketidakmampuan. Jadi, trader pada level 2 ini sadar bahwa mereka tidak memiliki kemampuan dalam trading.

 

Karena kesadaran ini, mereka mulai belajar dan mencari strategi yang tepat dalam trading.

 

Trader pada level ini sangat menyadari bahwa ada ketidakmampuan dalam trading mereka, sehingga mereka mencoba berbagai macam strategi untuk mencari solusi.

 

Namun, terkadang upaya ini justru membuat mereka semakin bingung.

 

Sama seperti trader pada level 1, beberapa dari mereka pada level 2 ini juga dapat merasa putus asa dan akhirnya berhenti trading karena kebingungannya.

 

Mengapa hal ini bisa terjadi?

 

Perlu dicatat bahwa dalam proses belajar, trader pada level 2 ini sering kali menyerap berbagai informasi tanpa pengaturan yang jelas.

 

Informasi ini seringkali seperti puzzle yang belum tersusun dengan baik. Akibatnya, mereka merasa kebingungan karena informasi yang tidak lengkap dan tidak terstruktur.

 

Hanya sedikit trader yang berhasil melangkah ke level 3.

 

  • Conscious Competence

Conscious competence" berarti memiliki kemampuan secara sadar.

 

Ciri khas dari trader pada level ini adalah mereka mulai mengalami momen "aha!", mendapatkan pencerahan, dan menemukan solusi atas kesalahan yang pernah mereka lakukan.

 

Trader di level 3 ini akhirnya menyadari bahwa masalah utamanya bukanlah strategi, bahkan mereka mungkin telah mempelajari banyak strategi.

 

Mereka memilih strategi yang sederhana namun efektif.

 

Mereka juga menyadari bahwa pengaturan risiko, mindset, dan psikologi trading yang tidak tepat adalah penyebab kegagalan dalam trading.

 

Penting untuk diingat bahwa tidak ada yang dapat memprediksi pasar dengan sempurna.

 

Seperti namanya, "conscious competence", mereka memiliki kemampuan yang mereka sadari dalam melakukan trading.

 

Mereka merencanakan setiap trading dengan baik dan sangat berhati-hati.

 

Sama seperti ketika Anda belajar mengemudi mobil untuk pertama kali, Anda pasti sangat berhati-hati untuk memastikan posisi mobil Anda sesuai, sehingga tidak ada tabrakan atau masalah.

 

Trader level 3 pun memiliki sikap yang sama.

 

Lalu, bagaimana dengan trader pada level 4?

 

  • Unconscious Competence

Trader pada level 4 mampu melakukan trading tanpa harus berpikir terlalu lama, mirip dengan ketika seseorang yang sudah mahir dalam menyetir mobil.

 

Mereka dapat bertransaksi dengan lancar dan efisien.

 

Sebagai contoh, ketika Anda sudah terampil dalam memasak, Anda tidak lagi perlu merujuk ke resep atau memikirkan setiap langkahnya.

 

Anda dapat memasak dengan aliran tanpa harus terlalu banyak berpikir.

 

Demikian pula dengan trader level 4, mereka dapat melihat grafik dan dengan cepat membuat keputusan tentang kapan harus membeli, menjual, dan menetapkan level stop loss.

 

Mereka telah menguasai proses trading dengan baik.

 

Perjalanan dari level 1 hingga 4 membutuhkan kesadaran diri bahwa mencapai kesuksesan dalam trading memerlukan waktu dan upaya.

 

Penting untuk terus belajar dan berlatih agar dapat mencapai impian kesuksesan Anda dalam dunia trading.

 

Gimana sobat Haka, apakah kalian sudah mengenali pada tahapan apa tingkat trading mu saat ini?

 

Untuk terus mengembangkan pengalaman tradingmu kamu bisa coba buka RDN mu di Pina Trade.

 

Dengan menggunakan Pina Trade, kamu akan mendapatkan banyak sekali tools dan insight baru untuk memperkaya pengalamanmu dalam dunia trading!

Pina

Pina

Content Writer Team