Mengupas Strategi Cut Loss dalam Investasi Saham

Dalam dunia investasi, istilah "cut loss" adalah hal yang umum didengar. Tapi, apakah benar "cut loss" selalu merugikan? Temukan jawabannya dalam artikel ini.

Dalam dunia investasi, istilah "cut loss" adalah hal yang umum didengar.

 

Menurut situs resmi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), "cut loss" adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan situasi di mana seorang investor menjual saham dengan harga lebih rendah daripada harga pembeliannya, sehingga menyebabkan kerugian bagi investor.

 

Dari definisi ini, banyak investor yang mungkin menganggap bahwa "cut loss" adalah tindakan yang merugikan.

 

Namun, apakah "cut loss" sebenarnya merupakan indikasi kegagalan dalam berinvestasi?

 

Cut Loss Kadang ada baiknya

"Cut loss" artinya secara harfiah adalah tindakan memutus (cut) kerugian (loss), yang bertujuan untuk mencegah investor mengalami kerugian yang lebih besar.

 

Seperti yang pernah dikatakan oleh Benjamin Graham, "Successful investing is about managing risk, not about avoiding it" (Berinvestasi yang sukses adalah tentang mengelola risiko, bukan menghindarinya).

 

Oleh karena itu, "cut loss" dapat dianggap sebagai bagian dari manajemen risiko yang membantu investor menghindari kerugian yang lebih besar.

 

Meskipun dalam investasi saham, kita perlu bersiap untuk menghadapi kerugian, hal ini tidak berarti kita harus menerima kerugian tanpa tindakan.

 

Bayangkan jika kita tidak melakukan "cut loss" dan terus membiarkan investasi kita mengalami penurunan nilainya; hal itu dapat mengakibatkan habisnya modal kita.

 

Oleh karena itu, "cut loss" merupakan tindakan yang penting, terutama jika dilakukan pada saat yang tepat.

 

Lalu Kapan waktu yang tepat untuk cut loss?

Menentukan saat yang paling sesuai untuk melakukan cut loss adalah keputusan yang didasarkan pada situasi dan strategi investasi pribadi setiap investor.

 

Kriteria profil risiko, yaitu sejauh mana seorang investor mampu menanggung kerugian, akan menjadi faktor penentu untuk menentukan kapan saat yang tepat untuk melakukan cut loss.

 

Oleh karena itu, waktu yang tepat untuk melaksanakan cut loss dapat bervariasi antara satu investor dan investor lainnya.

 

Meskipun demikian, ada beberapa faktor yang bisa dianggap sebagai indikasi waktu yang sesuai untuk melakukan cut loss, termasuk:

 

  • Bila Harga Terus Turun

Ketika harga saham telah mengalami penurunan yang signifikan dari harga beli dan tidak ada tanda-tanda kenaikan yang akan datang, maka cut loss bisa menjadi solusi yang layak.

 

Dengan membiarkan saham terus menurun, ada potensi investor akan menghadapi kerugian yang lebih besar.

 

  • Kerugian sudah menyentuh batas yang sudah ditentukan

Beberapa investor menentukan timing yang pas untuk cut loss, entah itu berdasarkan persentase kerugian atau dengan mengacu pada level support saham.

 

Setiap investor bisa memiliki batasan kerugian yang berbeda sesuai dengan tingkat risiko yang mereka nyaman dengan.

 

Ketika harga saham telah mencapai batasan tersebut, maka langkah cut loss sebaiknya diambil.

 

  • Perubahan kinerja perusahaan

Perubahan mendasar seperti penurunan pendapatan, kenaikan utang, atau masalah lain yang mengindikasikan penurunan kinerja perusahaan dapat menjadi faktor penting dalam pertimbangan untuk melakukan cut loss.

 

Ketika kinerja perusahaan menunjukkan tanda-tanda merosot, harga sahamnya juga cenderung terus turun.

 

Oleh karena itu, langkah cut loss dapat dianggap sebagai pilihan yang masuk akal.

 

  • Terjadi koreksi pada pasar saham

Koreksi seperti ini dapat dipicu oleh berbagai faktor, termasuk isu-isu dalam negeri, kerusuhan, krisis, dan lain sebagainya.

 

Sebelum memutuskan untuk melakukan cut loss, investor dapat melakukan penelitian lebih lanjut untuk menentukan apakah koreksi tersebut merupakan situasi yang berkelanjutan atau hanya bersifat sementara.

 

Perbedaan Cut Loss dan Stop Loss

perbedaan cut loss dan stop loss

Walau serupa dalam tujuan menghindari kerugian, cut loss dan stop loss memiliki perbedaan yang mencolok dalam cara pelaksanaannya.

 

Cut loss, atau sering disebut memotong kerugian, adalah tindakan seorang investor atau trader yang menjual saham secara manual ketika mereka melihat saham tersebut mengalami penurunan.

 

Mereka bisa melakukan ini tanpa bantuan sistem otomatis dan bisa mengambil keputusan berdasarkan pemantauan langsung.

 

Di sisi lain, stop loss adalah sebuah perintah yang diberikan kepada broker untuk menjual saham secara otomatis melalui sistem aplikasi saat harga saham mencapai tingkat yang telah ditentukan.

 

Eksekusi stop loss akan dilakukan begitu harga saham turun ke titik yang telah ditentukan tanpa memerlukan konfirmasi dari pihak yang memasangnya.

 

Namun, eksekusi stop loss hanya akan terjadi ketika harga saham mencapai tingkat yang telah ditetapkan setelah perintah stop loss diaktifkan.

 

Jadi, perbedaan utama antara keduanya terletak pada cara eksekusi penjualan saat mengalami kerugian.

 

Pemilihan antara order stop loss atau cut loss bergantung pada preferensi dan strategi masing-masing investor, karena keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri.

 

Bagaimana Sobat Haka, sudah gak anti dengan Cut Loss bukan? penting untuk kamu paham mengenai cut loss dan menggunakannya dengan tepat.

 

Untuk kalian yang mau mencoba berinvestasi saham yuk cobain Pina trade.

 

Di Pina Trade kalian akan mendapatkan banyak sekali pengalaman trading yang tak terlupakan.

Pina

Pina

Content Writer Team