Memahami Lebih Dalam tentang Moving Average dalam Analisa Saham

Sering ga sih pengen jadi yang paling favorit, dalam analisa teknikal ada juga loh indikator yang sering jadi favorit oleh banyak trader, yuk kenalan sama moving average!

Dalam melakukan investasi saham, tentu kalian para Sobat HAKA berkeinginan besar untuk mendapatkan profit yang maksimal bukan?

 

Untuk mendapatkan keuntungan dalam saham tentu kita harus memanfaatkan berbagai macam indikator yang nantinya akan membantu kita untuk memprediksi arah pergerakan saham.

 

Salah satu indikator yang paling umum digunakan oleh para investor dalam mengidentifikasi pergerakan harga saham adalah Moving Average.

 

Maka dari itu, pada kesempatan kali ini kita akan bersama mengupas tuntas tentang moving average pada artikel ini.

 

Kenalan dengan moving average

Moving Average adalah garis rata-rata yang dihasilkan dari menghitung harga saham dalam jangka waktu tertentu sebelum hari yang ditentukan.

 

Dengan memanfaatkan moving average Ini membantu kita melihat bagaimana harga saham bergerak di masa lalu hingga masa sekarang.

 

Dalam melakukan analisa, jangka waktu yang dipilih oleh moving average biasanya adalah hari kerja, seperti 5 hari (setara 1 minggu), 20 hari (1 bulan), 60 hari (3 bulan berturut-turut), atau 120 hari (6 bulan).

 

Perlu diketaui, hari Sabtu dan Minggu tidak dihitung karena saat itu bursa efek sedang libur.

 

Sebagai contoh, jika kamu melihat Moving Average dalam 20 hari, itu berarti menghitung rata-rata pergerakan harga saham selama 1 bulan terakhir.

 

Kenapa kita butuh Moving Average? Ini membantu kita tahu arah pergerakan harga saham dan juga membantu menemukan level dukungan (support) dan perlawanan (resistance).

 

Data yang digunakan berasal dari masa lalu, jadi Moving Average membantu kita melihat bagaimana harga saham bergerak sebelumnya.

 

Ini penting buat analisis, meskipun bukan untuk meramalkan masa depan.

 

Biasanya, analisis ini dilakukan bersama analisis fundamental untuk mengkonfirmasi tren pergerakan saham, apakah naik, turun, atau stabil.

 

Fungsi dari Moving Average

 

moving average adalah

 

Fungsi yang diberikan moving average sebagai indikator analisa teknikal saham adalah sebagai berikut:

 

1. Sebagai Alat Identifikasi Harga Saham

Metode ini bermanfaat untuk menilai harga saham berdasarkan sejarahnya.

 

Kita bisa melihat kisaran harga selama periode tertentu yang menunjukkan fundamental dari perusahaan.

 

Analisis ini berguna untuk menghindari harapan yang terlalu besar pada saham dengan dasar yang kurang kuat.

 

2. Mengantisipasi pembalikan arah trend

Para investor ingin mendapatkan keuntungan besar,

 

jadi saat ada tren naik yang menghasilkan keuntungan tinggi, mereka cenderung ingin tetap memegang saham mereka.

 

Namun, tanpa data moving average sebagai panduan, tren ini bisa berubah menjadi tren turun.

 

Akibatnya, yang seharusnya menghasilkan keuntungan dari selisih harga jual, investor malah bisa mengalami kerugian karena harga sahamnya turun secara signifikan.

 

Metode moving average memberikan wawasan tambahan kepada investor dalam menganalisis dan memahami tren pergerakan saham.

 

Ini dapat mempengaruhi keputusan yang lebih tepat dalam upaya mencapai keuntungan maksimal.

 

3. sebagai metode untuk menentukan support dan resistance level

Manfaat dari MA adalah sebagai cara untuk mengidentifikasi level dukungan (support) dan level perlawanan (resistance).

 

Dalam konteks ini, bisa juga disebut sebagai level psikologis terkait harga saham.

 

Secara sederhana, jika harga saham mendekati garis MA, seringkali harga cenderung memantul kembali. Jadi, garis MA dapat berfungsi sebagai hambatan dalam pergerakan harga saham.

 

Namun, saat harga saham berhasil menembus garis MA, itu bisa diartikan sebagai sinyal kemungkinan perubahan tren arah.

 

Jenis-jenis moving average yang sering digunakan

Dalam lingkup trader professional penggunaan Moving Average ini sudah sangatlah terkenal dan sangat sering digunakan sebagai indikator teknikal saham.

 

Moving average juga memiliki beberapa jenis, namun ada 3 jenis moving average yang sering digunakan yaitu:

 

  • Simple Moving Average (SMA)

 

  • Weighted Moving Average (WMA)

 

  • Exponential Moving Average (EMA)

 

Cara penggunaan dari ketigas jenis Moving Average ini sebenarnya hampir sama, namun berbeda dalam cara perhitungan rata-rata bergerakya,

 

karena setiap jenisnya memiliki perberatan pada periode yang berbeda.

 

1. Simple Moving Average (SMA)

Tipe pertama dari moving average adalah simple moving average atau aritmatika moving average

 

yang dihitung dengan menambahkan harga penutupan saham dalam jangka waktu tertentu, kemudian dibagi dengan periode waktu tersebut.

 

Dalam rumusnya, perhitungannya adalah sebagai berikut

 

simple moving average

 

Note:

 

N = Jumlah periode total

 

PM = Harga penutupan hari ini

 

PM-1 = Harga penutupan hari kemarin

 

Dalam jenis Simple Moving Average ini, setiap data yang dimasukkan memiliki bobot atau tingkat kepentingan yang sama.

 

Dalam kumpulan data ini, setiap harga penutupan pada hari yang dihitung akan diberi bobot yang sama. Hal ini dikarenakan setiap ketika jam pasar saham telah berakhir,

 

maka data lampau akan digantikan dengan data terbaru.

 

2. Weighted Moving Average (WMA)

Sama seperti Simple Moving Average, tipe Weighted Moving Average memiliki perbedaan utama dalam pembobotan data terbaru. Bahkan,

 

WMA juga akan mengesampingkan harga penutupan yang lebih lama dan memasukkan data yang lebih baru.

 

Dengan memberikan bobot yang berbeda untuk data dalam berbagai waktu, metode WMA akan melakukan penyesuaian faktor.

 

berikut perhitungan dari Weighted Moving Average:

 

Weighted Moving Average

 

3. Exponential Moving Average (EMA)

Terakhir adalah Exponential Moving Average, jenis Moving Average yang tidak mengabaikan data-data masa lalu karena mampu mengolah data secara berkelanjutan.

 

Hal ini dikarenakan EMA memberikan penekanan yang lebih besar dan penting pada data terbaru.

 

Namun, penekanan tersebut akan mengalami pengurangan secara eksponensial, dan tidak akan mencapai nol.

 

EMA memiliki kesamaan dengan WMA dalam hal memberi bobot berbeda pada data baru dan lama,

 

yang membuat perhitungannya lebih responsif terhadap pergerakan harga saham daripada jenis SMA yang lebih sederhana.

 

Di bawah ini adalah rumus yang dapat digunakan dalam metode EMA:

 

Exponential Moving Average

Semoga artikel ini memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai Moving Average dalam analisa saham,

 

dan jangan ragu untuk mulai menerapkan konsep ini dalam strategi investasi Sobat HAKA. Jika Sobat HAKA tertarik,

 

yuk kunjungi RDN di aplikasi PINA Trade untuk mendapatkan lebih banyak pengetahuan dan pelatihan yang dapat membantu kamu meraih keuntungan dalam investasi saham.

Pina

Pina

Content Writer Team